Wednesday 25 January 2017

Assalamualikum . Apa kabar teman-teman semua, Akibat banyak nya pertanyaan teman-teman tentang bagaimana cara atau Contoh Pembuatan SATLAN Bimbinga Konseling, Kali ini mimin akan memperlihatkan kepada teman-teman contohnya:




SATUAN LAYANAN BK
BIMBINGAN PRIBADI


A. Nomor Satlan : 01
B. Materi Layanan : Orientasi diri dan orientasi sekolah
C. Jenis Layanan : Orientasi
D. Fungsi Layanan : Pemahaman
E. Bidang Bimbingan : Pribadi
F. Tugas Perkembangan : Siswa mampu memilki kemampuan untuk mengenal dan memahami karakteristik diri pribadinya sendiri, serta mempu mengenal segala sesuatu yang ada di dalam sekolahnya.

G. Rumusan Kompetensi :
Memahami karakteristik diri menjadi pribadi yang mandiri.
Mengerti betapa pentingya peranan diri sendiri dan sekolah.

H. Indikator :
Memahami karakteristik diri sendiri.
Mengenal segala sesuatu yang ada dalam sekolah
Mamapu menyesuaikan diri dengan sekolah


I. Sasaran Layanan : Peserta didik kelas X
J. Waktu Pelaksanaan : 2 x 45 menit
K. Tempat Pelaksanaan : Ruang Kelas
L. Metode Layanan : Ceramah bervariasi, tanya jawab, tugas
M. Sumber Layanan : Modul BK dan buku-buku yang relevan
N. Penyelenggara Layanan : Guru Pembimbing/ BK
O. Pihak- pihak yang diikutsertakan dan peranan masing- masing:
Para guru bidang studi, wali kelas, waka kesiswaan

P. Strategi Pembelajaran :
a.   Pendahuluan:
1. Mengucapkan salam, memeriksa situasi dan kondisi, absen, apersepsi
2. Menjelaskan pengertian Judul
3. Menjelaskan tentang tujuan yang harus dicapai
4. Menjelaskan tentang cara penilaian

b. Kegiatan inti:
1. Mengembangkan pokok- pokok pikiran dan materi yang dibahas
Menjelaskan pentingnya orientasi diri.
Menjelaskan pentingnya orientasi sekolah terhadap diri
Menjelaskan
Menunjukkan pengarahan diri menuju karier

2. Menjelaskan contoh- contoh dalam orientasi diri dan orientasi sekolah.
3. Mengidentifikasi kegiatan selama di sekolah yang mengarah pada orientasi diri dan orientasi sekolah
4. Menyampaikan permasalahan materi bahasan kepada semua peserta didik untuk menggali seberapa materi dapat dimengerti
5. Menampung semua masukan berupa jawaban, usulan, komentar dan sebagainya

c.   Penutup:
1. Bersama peserta didik, guru pembimbing menyimpulkan materi yang dibahas
2. Diberikan Post tes secara lisan dan beberapa pertanyaan

Q. Alat dan Perlengkapan : Papan tulis, spidol, dan buku sumber materi
R. Evaluasi/ Penilaian :
a. Proses :
Laiseg (penilaian segera):
Antusias siswa menerima materi
Peserta didik termotivasi untuk mengetahui diri sendiri dan orientasi sekolah dalam diri sendiri.
b. Hasil :
Laiseg (penilaian jangka pendek): Pemahaman peserta didik terhadap materi layanan perkembangan diri dalam berorientasi dengan sekolah antara satu sampai tiga bulan
Laipajang (penilaian jangka panjang): Kecakapan hidup yang diperoleh setelah satu semester
( kecakapan hidup = perubahan sikap yang sudah menetap)

S. Tindak Lanjut Layanan :
Peserta didik termotivasi untuk mengetahui betapa penting orientasi diri dan orientasi sekolah.
Mengadakan penelitian terhadap perubahan sikap peserta didik dengan kerjasama bantuan pengawas dari guru bidang studi dan wali kelas

T. Catatan Khusus : ....................................................




Mengetahui, GURU PEMBIMBING
GURU PAMONG




( ............................. ) ( ......................... )
Nip.


Assalamualaikum teman-teman Blogger semua, Lama nih mimin tidak upload, karna banyak kesibukan lain. sekarang mimin mau share nih tugas makalah mimin dulu waktu kuliah. semoga bermanfaat :


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai suatu rencana atau program, kurikulum tidak akan bermakna manakala tidak diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran, demikian juga sebaliknya, tampa kurikulum yang jelas sebagai acuan, maka pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif.
Dalam hal ini juga kita mengetahui bahwa, bagaimana cara kita untuk mengembangkan suatu kurikulum, ternyata bukanlah hal yang mudah serta tidak sederhana yang kita bayangkan. Dalam skala makro kurikulum berfungsi sebagai suatu alat dan pedoman untuk mengantarkan peserta didik sesuai dengan harapan dan cita-cita masyarakat. Oleh karena itu, proses mendesain dan merancang segala suatu kurikulum mesti memperhatikan sistem nilai yang berlaku beserta perubahan-perubahan yang terjadi dimasyarakat.
Dalam kehidupan kita sehari-hari dapat kita lihat bahwa setiap lembaga pendidikan apakah di SD, SMP, SMA ataupun di Perguruan tinggi terlibat dalam masalah kurikulum. Kurikulum yang ditentukan oleh pihak atasan misalnya Depdikbut masih berupa barang cetakan, jadi boleh dikatakan barang “mati” hannya guru yang memberi “hidup” kepada pedoman kurikulum yang diterbitkan itu. Karena itu guru selalu merupakan tokoh utama untuk mewujudkan kurikulum agar terjadi perubahan kelakuan siswa menurut apa yang diharapkan.
Maka oleh karena itulah kami disini akan membahas tentang Hakikat dan Prinsip Kurikulum. Agar hal itu terlaksana seorang guru itu harus terlebih dahulu memahami kurikulum itu agar dapat menyajikan dalam bentuk pengalaman yang bermakna bagi siswa.





BAB II
PEMBAHASAN
HAKIKAT DAN PRINSIP KURIKULUM

A. HAKIKAT  KURIKULUM

a. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olah raga, pada zaman yunani kuno yang berasal dari kata ”curir” dan ”curere” pada waktu itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Orang mngistilahkannya sebagai tempat berpacu atau tempat berlari dari mulai start sampai finish.
Selanjutnya istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan para ahli pendidikan memiliki penafsiran yang berbeda tentang kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kurikulum memang diperuntukkan untuk anak didik.
Menurut Murray Print (1993) yang mengungkapkan bahwa kurikulum meliputi perencanaan pengalaman belajar, program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah dokumen serta hasil dari implementasi dokumen yang telah disusun.
Dari penulusuran konsep, pada dasarnya kurikulum memiliki tiga dimensi pengertian yaitu :
1. kurikulum sebagai mata pelajaran 
2. kurikulum sebagai pengalaman belajar
3. kurikulum sebagai perencanaan program 
Kurikulum menurut undang-undang pendidikan kita yang dijadikan sebagai acuan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan. Menurut undang-undang No. 10 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.


Dalam hal ini juga para ahli teory kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum bukan hannya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi dibawah pengawasan sekolah ada dua yaitu : 
Kegiatan kurikulum yang Formal
Kegiatan kurikulum yang Non formal
Kurikulum Formal meliputi :
- Tujuan pelajaran umum dan spesifik
- Bahan pelajaran yang tersusun sistematis
- Strategi belajar mengajar serta kegiatan-kegiatannya
- Sistem evaluasi untuk mengetahui hingga mana tujuan teracapai
Kurikulum Non formal terdiri atas kegiatan-kegiatan yang juga direncanakan akan tetapi tidak berkaitan langsung dengan pelajaran akademis dan kelas tertentu.
Jadi disini dapat disimpulkan bahwa yang dikatakan dengan kurikulum adalah ”pengalaman atau pembelajaran yang direncanakan dan akan diberikan kepada siswa”.

B. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

 Agar kurikulum dapat berfungsi sebagai pedoman, maka ada sejumlah prinsip dalam proses pengembangannya. Dibawah ini akan diuraikan sejumlah prinsip yang dianggap penting.
1. Sesuai dengan perkembangan peserta didik 
2. Fleksibelitas 
3. Kontinuitas
4. Efektifitas
5. Efisiensi
6. Belajar sepanjang hayat
7. Karakteristik peserta didik

1. Sesuai dengan perkembangan peserta didik 

Yang bahwa salah satu model manajemen kurikulum yang berlaku dewasa ini di Indonesia adalah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) kurikulum ini lahir seiring dengan pemberlakuan Undung-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional serta peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Salah satu perbedaan KTSP dibandingkan dengan kurikulum yang pernah berlaku sebelumnya diindonesia adalah terletak pada sistem pengembangannya.
Pengembangan kurikulum sebelum KTSP dilakukan secara terpusat (sentralistik), maka KTSP merupakan kurikulum operasional yang dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan karakteristik dan perbedaan daerah (desentralistik). Dengan demikian, setiap sekolah khususnya guru perlu memahami bagaimana proses penyususnan dan pengembangan kurikulum.
2. Relevansi
Ada dua macam relevansi yaitu :
Relevansi Internal 
Bahwa setaiap kurikulum harus memiliki keserasian antara komponen-komponennya.
Relevansi Eksternal
Berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi, dan proses belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
3. Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas bahwa kurikulum hendaknya memilih sifat lentur. kurikulum ini mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, disini dan ditempat lain, bagi anak yang memilki latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Dalam hal ini juga  prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi yaitu :
Fleksibilitas bagi guru dan
Fleksibilitas bagi siswa
4. Kontinuitas
Prinsip kontinuitas yaitu kesinambungan. bahwa perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau terhenti. untuk menjaga agar prinsip kontinuitas itu berjalan, maka perlu ada kerja sama antara pengembangan kurikulum pada setiap jenjang pendidikan.

5. Efektifitas

Prinsip efektifitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Terdapat dua sisi efektifitas dalam suatu pengembangan kurikulum. yaitu :
Efektifitas berhubungan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas mengimplementasikan kurikulum didalam kelas.
Efektifitas berhubungan dengan kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar.
6. Efisiensi
Prinsip efisiensi berhubungan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, suara, dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh. Kurikulum dikatakana memiliki tingkat efesiensi yang tinggi apabila dengan sarana, biaya yang minimal dan waktu yang terbatas dapat memperolah hasil yang maksimal. betapapun bagus dan idealnya suatu kurikulum, manakala menuntut peralatan, sarana dan prasarana yang sangat khusus serta mahal pula harganya, maka kurikulum itu tidak praktis dan sukar untuk dilaksanakan.
7. Belajar Sepanjang Hayat
Prinsip belajar sepanjang hayat, pendidikan itu diarahkan pada proses pembudayaan peserta didik yang berlanjut sepanjang hayat.
8. Karakteristik Peserta Didik
 Prinsip karakteristik pesrta didik, bahwa pembentukan manusia yang utuh merupakan tujuan utama pendidikan. manusia yang utuh adalah manusia yang seimbang antara kemampuan intelektual, sikap dan moral serta ketrampilan. Maka oleh karena itu, dalam pengembangan karakteristik peserta didik guru harus memperhatikan kemampuan yang dimilki oleh setiap peserta didik.




DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya Wina, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Prenada Media Group 2008

Sukmadinata Syaodih Nana, Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2004
Sanjaya Wina, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Bumi Arkasa, 2005
Muslich Mansur, KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ), Jakarta: Bumi Arkasa, 2008
Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: PT. Bumi Arkasa, 2006
Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Arkasa, 2009
Dakir, Perencanaan dan Penegembangan Kurikulum, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004
Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran Beroriensi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenada Media Group, 2008 


Popular Posts