Saturday 4 March 2017

Pengertian belajar dapat diartikan sebagai aktifitas mental atau ( psikhis ) yang terjadi karena adanya interaksi aktif antara ndividu dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan yang bersifat relativ tetap dalam aspek-aspek : kognitif, psikomotor dan afektif. Perubahan tersebut dapat berubah sesuatu yang sama sekali baru atau penyempurnaan / penigkatan dari hasil belajar yang telah di peroleh sebelumnya. Untuk itu kita harus terlebih dahulu harus mengetahui Cara belajar yang sesuai.

Berikut Cara Belajar Yang Baik

Untuk bisa pandai dan pintar pastinya harus giat dan tekun belajar. Bagaimana cara belajar yang baik efektif dan tepat untuk murid/siswa. Kapan waktu yang tepat agar hasilnya juga maksimal.

Setiap orang bisa menentukan sendiri kapan waktu yang paling tepat untuk belajar. Apakah memilih pagi, sore atau mala hari. Semua sesuai dengan kondisi yang ada. Sebaiknya cara belajar yang baik di lakukan setiap hari, walaupun dengan waktu yang tidak lama. Misalnya 1 atau 2 jam setiap hari.

Banyak sekali murid-murid sekolah saat ini belajar ngoyo hanya jika ada ulangan atau ujian. Waktu yang paling tepat untuk belajar bisa di sesuaikan dengan mood dan toleransi tubuh kita. Tidak harus setiap malam. Kalau kita jam 8 atau jam 9 malam sudah merasa mengantuk bisa memilih waktu sore atau sehabis maghrib.

Jadi waktu belajar seseorang memang tidak bisa sama. Yang penting jangan terlalu memaksakan atau memporsir balajar hingga larut malam karena biasanya hasilnya juga tidak akan bisa maksimal.

Berikut Ini Tips Dan Trik Cara Belajar Yang Baik Untuk Menghadapi Ujian

1. Belajar Kelompok
Bosan belajar sendirian? Coba saja belajar secara kelompok bareng teman. Belajar kelompok merupakan salah satu belajar yang baik dan efektif. Dengan belajar kelompok kegiatan belajar akan menjadi sangat menyenangkan karena ada temannya. Belajar secara kelompok sebaiknya mengajak teman yang pandai dan rajin belajar agar bisa termotivasi dan ketularan pintar.

Baca juga :  Tips Cara Meningkatkan Konsentrasi Belajar Anak
2. Coba Rajin Membuat Catatan Atau Intisari Dari Pelajaran

Setiap bab pelajaran selalu ada bagian-bagian yang penting. Nah bagian yang penting ini sebaiknya dibuat catatan di buku tersendiri. Cara belajar yang baik dengan merangkum bahan atau materi pelajaran juga sangat berguna saat menghadapi ujian.

3. Selalau Disiplin Dan Tekun Dalam Belajar
Yang penting di sini adalah kualitas belajarnya. Walaupun hanya 1-2 jam sehari tapi kalau di lakukan setiap hari pasti akan lebih baik dari pada belajar dalam waktu yang sangat lama pada waktu tertentu saja. Misalnya hanya belajar kalau ada ulangan atau ujian saja.

4. Bertanya Kalau Belum Paham
Biasanya saat guru selesai membahas satu mata pelajaran akan bertanya pada murid muridnya. Apakah sudah jelas? Jangan ragu dan takut untuk bertanya kalau memang kurang paham atau kurang mengerti.

5. Hindari Sukap Tidak Jujur
Sekarang ini banyak siswa membuat catatan untuk mencontek saat ada ulangan atau ujian. Dengan belajar dengan jadwal yang teratur seorang murid akan selalu siap jika ada ulangan dadakan dan tidak perlu mencontek. Bagaimana dengan tips cara belajar yang baik diatas mungkin masih belum bisa meningkatkan hasil belajar anda?

Cara Belajar Yang Baik Ini masih ada beberapa tips cara belajar yang baik efektif dan efisien dari blog UMY, silahkan disimak..

Tips Cara Belajar yang Baik

1. Ciptakan suasana yang kondusif

Dalam belajar, kamu harus menciptakan suasana yang kondusif, nyaman dan tenang untuk belajar. Cara ini merupakan salah satu cara belajar yang baik karena bagaimanapun jika ingin materi yang kamu pelajari itu bener-bener masuk ke otakmu, kamu harus tenang dan dalam keadaan yang nyaman. Sehingga nggak mengganggu konsentrasi. Belajar di luar ruangan mungkin adalah pilihan yang cukup baik, karena selain lebih fresh, kita juga bisa lebih tenang dan nggak penat dalam belajar.

2. Lihat garis besarnya dahulu

Tips cara belajar yang baik dengan melihat garis besar materi. Jika membaca bahan pelajaran yang baru, jangan langsung menceburkan diri kedalamnya. Kamu bisa lebih meningkatkan pemahaman bila melihat sepintas garis besarnya. Lihatlah semua subjudul, keterangan gambar dan ringkasan yang ada. Jik membaca bacaan yang cukup panjang, maka bacalah dahulu kalimat pertama dari setiap paragrafnya.

3. Buatlah catatan intisari dari bahan pelajaran

Tips cara belajar dengan teknik meringkas intisari dari pelajaran. Kalau kamu meringkas materi dari setiap bahan pelajaran ke dalam sebuah catatan kecil, maka akan sangat membantumu mengingat bahan pelajaran itu. Pada saat kamu menulisnya, kamu pasti membaca materinya lagi, bener kan? Itu akan membuatmu cepat hafal materinya. Sebaiknya catatan itu ditulis kedalam buku kecil atau kertas yang bisa dibawa kemana-mana, sehingga bisa dibaca kapan dan dimanapun kamu berada. Tips Cara belajar yang baik bukan?

4. Berlatihlah tehnik kemampuan mengingat

Cara Belajar Yang Baik dengan teknik kemampuan mengingat. Agar lebih mudah kamu ingat sebaiknya materi yang akan kamu hafal itu diubah menjadi sebuah singkatan atau kata kunci (Mnemonics) dengan formulasi yang mudah diingat-ingat. Seperti MeJiKuHiBiNiU untuk singkatan-singkatan dari warna pelangi, yaitu Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila dan Ungu. Walaupun kamu jika menghafal langsung dalam 1 minggu sudah lupa, dengan menggunakan mnemonics seperti ini kamu bisa ingat sampai puluhan tahun lamanya.

5. Belajarlah dengan tekun dan rutin.


Tips cara belajar yang baik dan paling ampuh adalah dengan tekun dan rutin. Belajar tepat waktu dan serius juga sangat berpengaruh dalam peningkatan prestasi belajar, apabila kamu jarang belajar maupun  hanya belajar jika akan ada ulangan pasti prestasinya gak akan maksimal. Jadi belajarlah dengan tekun dan rutin selagi ada waktu untuk belajar. Juga jangan belajar dengan tergesa-gesa pada hari terakhir sebelum ulangan, cara belajar yang baik seperti itu hasilnya juga nggak akan maksimal.

Wednesday 1 March 2017


Organisasi Bagi Mahasiswa


ORGANISASI - Menjadi seorang mahasiswa bukanlah hal mudah, namun bisa dipermudah jika kita mau untuk menjalaninya dengan baik. Caranya, kita harus menjalankan kewajiban kita sebagai mahasiswa dengan semestinya. Menjadi mahasiswa jangan hanya sebatas mahasiswa biasa. Kita harus mengikuti arus pergaulan kampus, tentunya pergaulan yang memberikan dampak positif bagi perkuliahan kita.
Di kampus, kita harus bisa membiasakan diri untuk menunjukkan rasa sosial yang tinggi. Itu semua bisa diwujudkan dengan bergabung dengan organisasi-organisasi yang ada di kampus. Disana kita bisa menunjukkan bahwa kita mampu memberikan dampak yang baik di lingkungan kampus. Kita harusnya bisa menjadi contoh bagi rekan-rekan kita yang lain maupun junior yang akan bergabung nantinya.
Organisasi merupakan sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dengan mahasiswa yang menimba ilmu di kampus. Organisasi sebetulnya sangat penting untuk kebaikan kita sebagai mahasiswa, namun kesadaran berorganisasi itu sangat minim dewasa ini. Sudah semakin berkurang tampaknya mahasiswa yang berminat untuk bergabung dengan organisasi-organisasi yang ada di kampus. Padahal, dengan berorganisasi kita mampu menemukan jati diri kita sesungguhnya sebagai kaum intelektual. Tidak hanya sekedar duduk dan mendengarkan dosen memberi perkuliahan, tetapi kita juga bisa merasakan kepuasan menjadi seorang pemimpin pada sebuah organisasi.
Dalam berorganisasi, kita bisa mengenal dunia kampus lebih luas. Misalnya, kita adalah seorang mahasiswa yang tidak terbiasa dengan pidato ataupun sering gugup ketika berbicara di depan orang ramai, dengan berorganisasi kita akan dibina untuk hal itu. Setidaknya, keluar dari organisasi tersebut kita mampu untuk berbicara secara terbuka di depan orang banyak.
Aspek utama yang harus kita miliki dalam berorganisasi yaitu mental. Jika kita sudah punya mental untuk berlabuh pada sebuah organisasi, maka akan mudah bagi kita untuk melanjutkan perjalanan selanjutnya. Setelah itu barulah kita melaksanakan pembinaan dalam organisasi tersebut dengan baik. Berbeda dengan orang yang tidak pernah berorganisasi, jangankan untuk berbicara di depan orang ramai, berdiskusi dengan ruang lingkup yang kecilpun tidak sanggup rasanya untuk berpendapat.
Betapa pentingnya organisasi tidak mampu kita ukur secara formal, namun bisa kita rasakan dengan perasaan. Dahulunya kita hanyalah seorang yang pendiam dan jarang bergaul, setelah mencoba untuk berorganisasi maka kita bisa untuk mengeluarkan pendapat dan berbicara dengan tenang. Kita tidak lagi merasakan gugup atau gemetar melihat kumpulan orang yang akan mendengar apa yang akan kita ucapkan.
Penulis sendiri dahulunya tidak memiliki skill untuk berbicara sedikitpun. Namun, setelah merasakan hidup berorganisasi, maka terasa sangat membantu disaat perkuliahan. Biasanya penulis hanya duduk-duduk dan mengobrol di belakang, namun setelah berorganisasi penulis lebih tertarik untuk duduk di bagian depan dan bertanya jawab dengan dosen bersama teman-teman lainnya. Itulah kira-kira gambaran yang mungkin bisa memotivasi mahasiswa di lingkungan kita ini memanfaatkan organisasi agar mampu menemukan jati dirinya sebagai mahasiswa.
Seorang mahasiswa akan mengarungi perjalanan panjang untuk meraih mimpinya sebagai seorang sarjana, kemudian mendapatkan pekerjaan yang layak tentunya. Begitulah kira-kira keinginan semua mahasiswa yang berjuang keras melewati perjalanan panjangnya selama duduk di bangku perguruan tinggi. Perjalanan panjang itu tidak boleh disia-siakan, karena kita harus bisa memanfaatkan segala hal yang baik untuk memberi hasil positif bagi diri kita sendiri. Akan lebih baik jika kita juga mampu memberikan dampak positif bagi orang lain.
Bagi mahasiswa yang belum menemukan jati dirinya sebagai seorang mahasiswa, maka berusahalah untuk bergabung dengan organisasi yang ada di kampus. Semua itu akan berguna untuk kelangsungan perkuliahan dan mampu menjalin persahabatan antara sesame mahasiswa di kampus. Janganlah menjadi mahasiswa seperti batu yang terselip dalam pondasi, yang hanya bertahan pada satu tempat berdiam. Sama halnya dengan mahasiswa yang hanya duduk di bangku kuliah tanpa memberikan umpan balik dalam perkuliahan.

Mungkin kita pernah mendengar istilah “mahasiswa kupu-kupu” yang artinya mahasiswa tersebut hanya datang untuk perkuliahan semata. Sementara untuk informasi lainnya yang ada di kampus tidak ia hiraukan jika tidak ada sangkut pautnya dengan mata kuliah. Sebaiknya, kita jangan mencontoh mahasiswa yang demikian. Hendaknya kita bisa menjadi mahasiswa sejati dan mampu memberikan dampak positif bagi kehidupan kita dengan berorganisasi di kampus.

MENAKAR PENTINGNYA ORGANISASI MAHASISWA
Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-parasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi Sedangkan organisasi mahasiswa yaitu organisasi yang berisikan mahasiswa1. Kemudian organisasi mahasiswa dibedakan menjadi 2 yaitu internal dan eksternal kampus. Organisasi kemahasiswaan intra perguruan tinggi adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta integritas kepribadian untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetatman, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan tarap kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Artinya dengan definisi tersebut kita memahami betapa besarnya tanggung jawab dari organisasi mahasiswa yang secara perlahan harus kita penuhi sebagai beban moral dalam memperjuangan apa yang digariskan para pendahulu republik Indonesia. Menjawab pertanyaan seberapa penting organisasi mahasiswa terdapat  berbagai metode. Dalam kesempatan ini penulis mencoba menggunakan 3 pisau analisa singkat, yang pertama secara yuridis, filosofis, dan terakhir sosiologis.
Secara yuridis ( peraturan Perundang-undangan ) organisasi mahasiswa telah memiliki payung hukum yang menjamin keberadannya yaitu PP NO. 60 tahun 1999 tt Perguruan Tinggi yang kemudian secara teknis dilindungi Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia NOMOR 155 /U/1998. Banyak hal yang dijelaskan dalam peraturan tersebut baik kedudukun, fungsi, tanggung jawab, hingga mengenai persoalaan pendanaan yang dapat berasal dari kampus atau sumber lain yang tidak bertentangan dengan peraturan Perundang-undangan. Hal ini berakibat bahwa secara konstitusional organisasi mahasiswa di akui dan memiliki hak-hak serta kewajiban yang melekat sesuai peraturan tersebut.
Metode kedua yaitu pembedahan secara filosofis, persoalan fakta sejarah bahwa mahasiswa melalui organisasinya telah berkontribusi dalam pengawalan proses perubahan bangsa rasanya tak perlu banyak kita bahas. Penulis justru ingin mengemukakan apa yang dicetuskan oleh Paulo Freire (1921-1997) salah seorang tokoh pendidikan asal Amerika Latin. Paulo freire dalam konsepnya berusaha merubah sistem pendidikan gaya Bank yang banyak diterapkan di banyak negara maju (lebih lanjut silakan cari tt Pailo Freire) menuju sistem pembelajaran pemecahan masalah. Bahwa sistem pendidikan dimana pengajar lebih tau, pembelajaran hanya proses transfer ilmu dan pembelajaran teks book sangatlah tidak cocok dengan Negara-negara berkembang. Hal ini dikarenakan metode tersebut cenderung menciptakan pola pikir yang mekanis dan memposisikan diri menjadi tenaga kerja siap pakai. Seharusnya sistem pendidikan yang dibangun juga melibatkan peserta didik sebagai bagian pokok ( subjek pembelajaran ) yang memiliki peran yang sama dalam ruang pendidikan. Dan hal yang dibicarakan dalam kelas haruslah mengenai persoalan terdekat dari peserta didik. Dengan melihat hal tersebut jelaslah ormawa merupakan lingkungan yang sesuai menurut konsep poulo freire dimana kita belajar langsung mengenau tata kelola administrasi, manajemen organisasi, manajemen konflik, yang kemudian menciptakan mental dan jiwa organisasi yang kuat.
Pisau analisa terakhir yaitu pembedahan secara sosiologis atau kemanfatan untuk masyarakat banyak. Menilik kembali pada landasan operasional Organisasi mahasiswa yaitu Tri Dharma perguruan tinggi dalam poin tiga kita temukan “pengabdian masyarakat”, kemudian hal inilah yang menjadi ruh dalam proses penyusunan program-program kerja organisasi. Maka banyak kita temukan di berbagai organisasi yang memasukan program pengabdian masyarakat bahkan membentuk divisi khusus di dalamnya. Mungkin persoalannya kemudian seperti apa bentuk pengabdian tersebut apakah telah mencapai tahapan pemberdayaan berkelanjutan atau masih bersifat sporadik “datang –tinggal – kembali tahun depan”.
Terlepas dari argumen apapun yang kita bangun mengenai pentingnya organisasi mahasiswa, rasanya kritik otokritik tetap perlu dilakukan guna mengukur tahapan kerja-kerja organisasi yang telah kita lakukan, seberapa besar manfaat yang telah kita lakukan bagi mahasiswa, kampus, bahkan Bangsa dan Negara. Seberapa sering kita turun dalam persoalan realitas kehidupan di sekitar kita, anak putus sekolah, penggusuran, teknologi pertanian, kurang gizi dan berbagai persoalan dekat lainnya. Atau mungkin kita masih masih berkutat pada konflik-konflik internal yang melelahkan belum juga melakukan komunikasi, kordinasi, bahkan konsolidasi.
Manfaat Berorganisasi Bagi Mahasiswa
Beberapa manfaat berorganisasi bagi mahasiswa, yaitu:
  • Memperluas pergaulan
  • Meningkatkan wawasan/pengetahuan
  • Membentuk pola pikir yang lebih baik
  • Menjadi kuat dalam menghadapi tekanan
  • Meningkatkan kemampuan berkomunikasi
  • Melatih leadership (kepemimpinan)
  • Belajar mengatur waktu
  • Memperluas jaringan (networking)
  • Mengasah kemampuan social
  •  Ajang latihan dunia kerja yang sesungguhnya

SUMBER : http://indria.blogs.uny.ac.id/2016/09/08/pentingnya-organisasi-bagi-mahasiswa/

Wednesday 25 January 2017

Assalamualikum . Apa kabar teman-teman semua, Akibat banyak nya pertanyaan teman-teman tentang bagaimana cara atau Contoh Pembuatan SATLAN Bimbinga Konseling, Kali ini mimin akan memperlihatkan kepada teman-teman contohnya:




SATUAN LAYANAN BK
BIMBINGAN PRIBADI


A. Nomor Satlan : 01
B. Materi Layanan : Orientasi diri dan orientasi sekolah
C. Jenis Layanan : Orientasi
D. Fungsi Layanan : Pemahaman
E. Bidang Bimbingan : Pribadi
F. Tugas Perkembangan : Siswa mampu memilki kemampuan untuk mengenal dan memahami karakteristik diri pribadinya sendiri, serta mempu mengenal segala sesuatu yang ada di dalam sekolahnya.

G. Rumusan Kompetensi :
Memahami karakteristik diri menjadi pribadi yang mandiri.
Mengerti betapa pentingya peranan diri sendiri dan sekolah.

H. Indikator :
Memahami karakteristik diri sendiri.
Mengenal segala sesuatu yang ada dalam sekolah
Mamapu menyesuaikan diri dengan sekolah


I. Sasaran Layanan : Peserta didik kelas X
J. Waktu Pelaksanaan : 2 x 45 menit
K. Tempat Pelaksanaan : Ruang Kelas
L. Metode Layanan : Ceramah bervariasi, tanya jawab, tugas
M. Sumber Layanan : Modul BK dan buku-buku yang relevan
N. Penyelenggara Layanan : Guru Pembimbing/ BK
O. Pihak- pihak yang diikutsertakan dan peranan masing- masing:
Para guru bidang studi, wali kelas, waka kesiswaan

P. Strategi Pembelajaran :
a.   Pendahuluan:
1. Mengucapkan salam, memeriksa situasi dan kondisi, absen, apersepsi
2. Menjelaskan pengertian Judul
3. Menjelaskan tentang tujuan yang harus dicapai
4. Menjelaskan tentang cara penilaian

b. Kegiatan inti:
1. Mengembangkan pokok- pokok pikiran dan materi yang dibahas
Menjelaskan pentingnya orientasi diri.
Menjelaskan pentingnya orientasi sekolah terhadap diri
Menjelaskan
Menunjukkan pengarahan diri menuju karier

2. Menjelaskan contoh- contoh dalam orientasi diri dan orientasi sekolah.
3. Mengidentifikasi kegiatan selama di sekolah yang mengarah pada orientasi diri dan orientasi sekolah
4. Menyampaikan permasalahan materi bahasan kepada semua peserta didik untuk menggali seberapa materi dapat dimengerti
5. Menampung semua masukan berupa jawaban, usulan, komentar dan sebagainya

c.   Penutup:
1. Bersama peserta didik, guru pembimbing menyimpulkan materi yang dibahas
2. Diberikan Post tes secara lisan dan beberapa pertanyaan

Q. Alat dan Perlengkapan : Papan tulis, spidol, dan buku sumber materi
R. Evaluasi/ Penilaian :
a. Proses :
Laiseg (penilaian segera):
Antusias siswa menerima materi
Peserta didik termotivasi untuk mengetahui diri sendiri dan orientasi sekolah dalam diri sendiri.
b. Hasil :
Laiseg (penilaian jangka pendek): Pemahaman peserta didik terhadap materi layanan perkembangan diri dalam berorientasi dengan sekolah antara satu sampai tiga bulan
Laipajang (penilaian jangka panjang): Kecakapan hidup yang diperoleh setelah satu semester
( kecakapan hidup = perubahan sikap yang sudah menetap)

S. Tindak Lanjut Layanan :
Peserta didik termotivasi untuk mengetahui betapa penting orientasi diri dan orientasi sekolah.
Mengadakan penelitian terhadap perubahan sikap peserta didik dengan kerjasama bantuan pengawas dari guru bidang studi dan wali kelas

T. Catatan Khusus : ....................................................




Mengetahui, GURU PEMBIMBING
GURU PAMONG




( ............................. ) ( ......................... )
Nip.


Assalamualaikum teman-teman Blogger semua, Lama nih mimin tidak upload, karna banyak kesibukan lain. sekarang mimin mau share nih tugas makalah mimin dulu waktu kuliah. semoga bermanfaat :


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kurikulum dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Sebagai suatu rencana atau program, kurikulum tidak akan bermakna manakala tidak diimplementasikan dalam bentuk pembelajaran, demikian juga sebaliknya, tampa kurikulum yang jelas sebagai acuan, maka pembelajaran tidak akan berlangsung secara efektif.
Dalam hal ini juga kita mengetahui bahwa, bagaimana cara kita untuk mengembangkan suatu kurikulum, ternyata bukanlah hal yang mudah serta tidak sederhana yang kita bayangkan. Dalam skala makro kurikulum berfungsi sebagai suatu alat dan pedoman untuk mengantarkan peserta didik sesuai dengan harapan dan cita-cita masyarakat. Oleh karena itu, proses mendesain dan merancang segala suatu kurikulum mesti memperhatikan sistem nilai yang berlaku beserta perubahan-perubahan yang terjadi dimasyarakat.
Dalam kehidupan kita sehari-hari dapat kita lihat bahwa setiap lembaga pendidikan apakah di SD, SMP, SMA ataupun di Perguruan tinggi terlibat dalam masalah kurikulum. Kurikulum yang ditentukan oleh pihak atasan misalnya Depdikbut masih berupa barang cetakan, jadi boleh dikatakan barang “mati” hannya guru yang memberi “hidup” kepada pedoman kurikulum yang diterbitkan itu. Karena itu guru selalu merupakan tokoh utama untuk mewujudkan kurikulum agar terjadi perubahan kelakuan siswa menurut apa yang diharapkan.
Maka oleh karena itulah kami disini akan membahas tentang Hakikat dan Prinsip Kurikulum. Agar hal itu terlaksana seorang guru itu harus terlebih dahulu memahami kurikulum itu agar dapat menyajikan dalam bentuk pengalaman yang bermakna bagi siswa.





BAB II
PEMBAHASAN
HAKIKAT DAN PRINSIP KURIKULUM

A. HAKIKAT  KURIKULUM

a. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olah raga, pada zaman yunani kuno yang berasal dari kata ”curir” dan ”curere” pada waktu itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Orang mngistilahkannya sebagai tempat berpacu atau tempat berlari dari mulai start sampai finish.
Selanjutnya istilah kurikulum digunakan dalam dunia pendidikan para ahli pendidikan memiliki penafsiran yang berbeda tentang kurikulum berhubungan erat dengan usaha mengembangkan peserta didik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kurikulum memang diperuntukkan untuk anak didik.
Menurut Murray Print (1993) yang mengungkapkan bahwa kurikulum meliputi perencanaan pengalaman belajar, program sebuah lembaga pendidikan yang diwujudkan dalam sebuah dokumen serta hasil dari implementasi dokumen yang telah disusun.
Dari penulusuran konsep, pada dasarnya kurikulum memiliki tiga dimensi pengertian yaitu :
1. kurikulum sebagai mata pelajaran 
2. kurikulum sebagai pengalaman belajar
3. kurikulum sebagai perencanaan program 
Kurikulum menurut undang-undang pendidikan kita yang dijadikan sebagai acuan dalam penyelenggaraan sistem pendidikan. Menurut undang-undang No. 10 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional dikatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.


Dalam hal ini juga para ahli teory kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum bukan hannya meliputi semua kegiatan yang direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi dibawah pengawasan sekolah ada dua yaitu : 
Kegiatan kurikulum yang Formal
Kegiatan kurikulum yang Non formal
Kurikulum Formal meliputi :
- Tujuan pelajaran umum dan spesifik
- Bahan pelajaran yang tersusun sistematis
- Strategi belajar mengajar serta kegiatan-kegiatannya
- Sistem evaluasi untuk mengetahui hingga mana tujuan teracapai
Kurikulum Non formal terdiri atas kegiatan-kegiatan yang juga direncanakan akan tetapi tidak berkaitan langsung dengan pelajaran akademis dan kelas tertentu.
Jadi disini dapat disimpulkan bahwa yang dikatakan dengan kurikulum adalah ”pengalaman atau pembelajaran yang direncanakan dan akan diberikan kepada siswa”.

B. PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM

 Agar kurikulum dapat berfungsi sebagai pedoman, maka ada sejumlah prinsip dalam proses pengembangannya. Dibawah ini akan diuraikan sejumlah prinsip yang dianggap penting.
1. Sesuai dengan perkembangan peserta didik 
2. Fleksibelitas 
3. Kontinuitas
4. Efektifitas
5. Efisiensi
6. Belajar sepanjang hayat
7. Karakteristik peserta didik

1. Sesuai dengan perkembangan peserta didik 

Yang bahwa salah satu model manajemen kurikulum yang berlaku dewasa ini di Indonesia adalah KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) kurikulum ini lahir seiring dengan pemberlakuan Undung-undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional serta peraturan pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Salah satu perbedaan KTSP dibandingkan dengan kurikulum yang pernah berlaku sebelumnya diindonesia adalah terletak pada sistem pengembangannya.
Pengembangan kurikulum sebelum KTSP dilakukan secara terpusat (sentralistik), maka KTSP merupakan kurikulum operasional yang dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan karakteristik dan perbedaan daerah (desentralistik). Dengan demikian, setiap sekolah khususnya guru perlu memahami bagaimana proses penyususnan dan pengembangan kurikulum.
2. Relevansi
Ada dua macam relevansi yaitu :
Relevansi Internal 
Bahwa setaiap kurikulum harus memiliki keserasian antara komponen-komponennya.
Relevansi Eksternal
Berkaitan dengan keserasian antara tujuan, isi, dan proses belajar siswa yang tercakup dalam kurikulum dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
3. Fleksibilitas
Prinsip fleksibilitas bahwa kurikulum hendaknya memilih sifat lentur. kurikulum ini mempersiapkan anak untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang, disini dan ditempat lain, bagi anak yang memilki latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Dalam hal ini juga  prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi yaitu :
Fleksibilitas bagi guru dan
Fleksibilitas bagi siswa
4. Kontinuitas
Prinsip kontinuitas yaitu kesinambungan. bahwa perkembangan dan proses belajar anak berlangsung secara berkesinambungan, tidak terputus-putus atau terhenti. untuk menjaga agar prinsip kontinuitas itu berjalan, maka perlu ada kerja sama antara pengembangan kurikulum pada setiap jenjang pendidikan.

5. Efektifitas

Prinsip efektifitas berkenaan dengan rencana dalam suatu kurikulum dapat dilaksanakan dan dapat dicapai dalam kegiatan belajar mengajar. Terdapat dua sisi efektifitas dalam suatu pengembangan kurikulum. yaitu :
Efektifitas berhubungan dengan kegiatan guru dalam melaksanakan tugas mengimplementasikan kurikulum didalam kelas.
Efektifitas berhubungan dengan kegiatan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar.
6. Efisiensi
Prinsip efisiensi berhubungan dengan perbandingan antara tenaga, waktu, suara, dan biaya yang dikeluarkan dengan hasil yang diperoleh. Kurikulum dikatakana memiliki tingkat efesiensi yang tinggi apabila dengan sarana, biaya yang minimal dan waktu yang terbatas dapat memperolah hasil yang maksimal. betapapun bagus dan idealnya suatu kurikulum, manakala menuntut peralatan, sarana dan prasarana yang sangat khusus serta mahal pula harganya, maka kurikulum itu tidak praktis dan sukar untuk dilaksanakan.
7. Belajar Sepanjang Hayat
Prinsip belajar sepanjang hayat, pendidikan itu diarahkan pada proses pembudayaan peserta didik yang berlanjut sepanjang hayat.
8. Karakteristik Peserta Didik
 Prinsip karakteristik pesrta didik, bahwa pembentukan manusia yang utuh merupakan tujuan utama pendidikan. manusia yang utuh adalah manusia yang seimbang antara kemampuan intelektual, sikap dan moral serta ketrampilan. Maka oleh karena itu, dalam pengembangan karakteristik peserta didik guru harus memperhatikan kemampuan yang dimilki oleh setiap peserta didik.




DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya Wina, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Prenada Media Group 2008

Sukmadinata Syaodih Nana, Pengembangan Kurikulum, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya 2004
Sanjaya Wina, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Bumi Arkasa, 2005
Muslich Mansur, KTSP ( Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ), Jakarta: Bumi Arkasa, 2008
Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: PT. Bumi Arkasa, 2006
Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta: PT. Bumi Arkasa, 2009
Dakir, Perencanaan dan Penegembangan Kurikulum, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004
Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran Beroriensi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Prenada Media Group, 2008 


Tuesday 26 July 2016

Sekarang Dosen Bisa Bernafas Lega dikarenakan Beasiswa LPDP Sudah dipisahkan, Khusus untuk Dosen Yang telah meiliki NIDN boleh mendaftaran pada Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia : Berikut Infonya :

Pendaftaran Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia - Dalam Negeri (BUDI-DN) tahun 2016 dibuka bagi Dosen Tetap (PTN dan PTS) dilingkungan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi yang memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN). Berikut beberapa persyaratan bagi Pelamar BUDI-DN

Dosen pada perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun swasta di lingkungan Kementerian Ristek dan Dikti yang telah mempunyai NIDN atau NIDK
Memenuhi persyaratan Tugas Belajar yang ditetapkan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 48 Tahun 2009
Beasiswa tidak diberikan kepada pelamar untuk mendapatkan gelar kedua pada strata yang sama
Beasiswa diberikan kepada mahasiswa yang memulai perkuliahan pada semester gasal (perkuliahan dimulai pada bulan September)
Batas usia penerima beasiswa dalam negei untuk Dosen adalah 45 tahun untuk S2 dan 50 tahun untuk S3 terhitung per tanggal 31 Desember tahun berjalan. 

SUmber dan Info Selengkapnya Klik Website Berikut : http://budi.ristekdikti.go.id/bppdn/

Popular Posts